Kalau diamat-amati, selama saya menggeluti dunia perbahasaan, ternyata bahasa satu dan bahasa lainnya saling pengaruh-mempengaruhi. Kesemuanya karena melalui interaksi antara satu kelompok dengan kelompok lain, entah lewat perdagangan, perkawinan, atau juga dalam bentuk penjajahan. Pengaruh itu bisa keseluruhan alias berganti bahasa, atau juga dalam sebagian kosakata dimana pengaruh itu terlihat.
Seperti pada kasus Bahasa Melayu Palembang dan Banjar ini, di masa lalu kedua wilayah ini mempunyai ikatan interaksi yang kuat khususnya dengan Tanah Jawa. Melayu Palembang sendiri dikatakan merupakan perpaduan antara bahasa Melayu lama dengan bahasa Jawa pertengahan yang dilafalkan dengan lidah lokal. Sementara bahasa Banjar juga berakar dari perpaduan bahasa Melayu, bahasa Jawa dan bahasa-bahasa asli Kalimantan sebagai akibat interaksi dengan tanah Jawa sejak lama juga.
Selain itu ada dua varian bahasa dalam bahasa Melayu Palembang dan Banjar. Antara lain bahasa sehari-hari dan bahasa halus, yang dalam bahasa Palembang disebut bebaso dan dalam bahasa Banjar disebut basa dalam (dari kata dalem) yang masing-masing berasal dari bahasa Istana dan sangat dipengaruhi bahasa Jawa. Disinilah terlihat inti persamaan antara tiga bahasa bersangkutan.
Nah, kita lihat sekarang persamaan antara bahasa Melayu Palembang dengan Jawa terlebih dahulu (kiri Palembang, tengah Jawa)
Abot - abot - berat
Abang - abang - merah
Lanang - lanang - lelaki
Katis - kates - pepaya
Melok - melu/melok - ikut
Jabo - Jobo - luar, depan
Buri - Mburi - belakang
Awak - awak - badan (di Palembang juga berarti anda)
Bae - wae, bae - saja
Kemul - kemul - selimut
Kacek - kacik - selisih
Awan - awan - siang
Selawe - Slawe - Duapuluh lima
Selikur - Slikur - Duapuluh satu
Metu - metu - keluar
Sikil - sikil - kaki
Ngenyek - ngenyek, ngece - mengejek
Rai - rai - muka
Iwak - iwak - ikan
Lading - lading, piso - pisau
Kelaso - kloso - tikar
Godong - godong - daun
Banyu - banyu - air
Ilat - ilat - lidah
Gulu - gulu - leher
Parak - parak - dekat
Meseng - ngising - buang air besar , dan lain sebagainya
Sementara persamaan/ kemiripan antara bahasa Banjar dengan Bahasa Jawa antara lain sebagai berikut (Banjar kiri, Jawa di tengah)
Takun - takon - tanya
Hanyar - anyar - baru
Sampian - sampeyan - anda
Picak - picek - buta
Kiwa- kiwo - kiri
Baksa - beksan - tari
Padaringan - pendaringan - tempat beras
Iwak - iwak - ikan
Habang - abang - merah
Hirang - ireng - hitam
Uyah - uyah - garam
Dugal - ndugal - nakal
Kandal - kandhel - tebal
Tatamba - tombo - obat
Ba-isuk-an - Isuk-isuk - pagi- pagi
Inggih - inggih - iya (halus)
Lawas - lawas - lama
Mandak - mandheg - berhenti
Gandak - gendhak - pacar/selingkuhan
Wani - wani - berani
Gawil - jawil - colek
Paring - pring - bambu, dan lain-lain
Kemudian bila ketiga-tiganya dibandingkan lagi dengan kosakata yang mirip, maka hasilnya akan sebagai berikut (Palembang - Banjar - Jawa)
Lawang - lawang - lawang - pintu
Lanang - lanang - lanang - lelaki
Iwak - iwak - iwak - ikan
Abang - habang - abang - merah
Parak - parak - parak - dekat
Tetak - tatak - tetak - potong
Lading - lading - lading - pisau
Prei - paray - prei - libur (dari bahasa Belanda : vrij)
Jingok - jinguk - inguk - melihat
Awak - awak - awak - badan
Umep - humap - umep - gerah
Selikur - salikur - slikur
Selawe - salawi - slawe
Dulur- dulur - dhulur - saudara
Begawe - bagawi - megawe - bekerja , dan lain-lain
Namun terkadang ada yang di Palembang mirip atau sama dengan Jawa, tapi berbeda jika di bahasa Banjar. Contohnya seperti ini (Palembang -Banjar-Jawa-Indonesia)
melok - umpat - melok/melu - ikut
kemul - salimput - kemul - selimut
singit - patak - singit - sembunyi
sikil - batis - sikil - kaki
wong - urang - wong, dan seterusnya
Sementara ada juga yang sama antara Banjar dan Jawa tapi berbeda dengan Palembang. Contoh (Banjar-Jawa- Palembang-Indonesia)
paring - pring - bila - bambu
takun - takon - tanyo - tanya
talu - telu - tigo - tiga
larang - larang - mahal - mahal
lawas - lawas - lamo - lama
kiwa - kiwo - keri - kiri
dan lain sebagainya
Kalau dituliskan disini memang akan sangat panjang. Tapi minimal inilah gambaran kemiripan demi kemiripan yg bisa dijadikan acuan bila ingin mempelajari bahasa bersangkutan. Cari saja kosakata yang mirip meski kadang artinya berlawanan...karena dari situ pemahaman kita akan bahasa orang lain makin besar.
No comments:
Post a Comment