Tadi siang ada yang tanya, apa Zombie benar-benar ada ? FIANZONER ga tau, jadi iseng2 cari artikel tentang Zombie di Google, ehhh... ternyata dapat. Tapi FIANZONER masih ragu antara percaya dan tidak....
Zombie, jika kita mendengar nama ini, yang terpikirkan adalah sesosok mayat hidup mengerikan yang siap untuk menyantap daging manusia. Benarkah makhluk yang kebanyakan muncul dalam game horor ini benar - benar ada ?
Jawabannya adalah YA. Akan tetapi, zombie dalam kehidupan nyata ini sangat berbeda dengan gambaran zombie dalam game - game horor. Zombie berasal dari bahasa Kongo "Nzambi" yang berarti dewa.Zombie sendiri merupakan sebutan untuk mayat yang hidup dalam kepercayaan Voodoo dan orang Afrika. Zombie disebut -sebut adalah manusia yang rohnya dicuri oleh dukun Voodoo lewat ritual tertentu. Konon, mayat yang dibangkitkan akan dipekerjakan sebagai budak di sebuah perkebunan.
Penjelasan Singkat
Menurut kepercayaan Voodoo, seorang pendeta Voodoo yang disebut Bokor bisa menghidupkan orang yang telah meninggal lewat ritual tertentu. Zombie yang dibangkitkan tidak dapat melakukan keinginannya sendiri alias selalu dibawah kendali sang majikan. Pertanyaannya adalah apakah dukun - dukun ini benar - benar bisa membangkitkan manusia yang telah meninggal?
Menurut kepercayaan Voodoo, seorang pendeta Voodoo yang disebut Bokor bisa menghidupkan orang yang telah meninggal lewat ritual tertentu. Zombie yang dibangkitkan tidak dapat melakukan keinginannya sendiri alias selalu dibawah kendali sang majikan. Pertanyaannya adalah apakah dukun - dukun ini benar - benar bisa membangkitkan manusia yang telah meninggal?
Zora Neale Hurston
Pada tahun 1937, Seorang peneliti bernama Zora Neale Hurston melakukan riset di Haiti. Lalu dia menemukan suatu kasus, yaitu kasus Felicia Felix Mentor yang meninggal di usia 29 tahun dilaporkan warga sering terlihat berjalan - jalan di sekitar desa mereka. Felicia sendiri telah dikuburkan sejak tahun 1907. Karena banyak warga yang melaporkan penampakan Felicia, Zora tertarik mencari kebenaran kabar itu.
Tak lama kemudian, di juga mendapat informasi bahwa zombie adalah manusia hidup yang diberi ramuan obat oleh dukun Voodoo, namun sayangnya tidak ada orang yang mau memberi petunjuk lebih lanjut mengenai info yang didapatnya itu. Zora akhirnya gagal mengungkap rahasia zombie yang dilaporkan warga setempat.
Wade Davis
Beberapa tahun kemudian seorang peneliti lainnya bernama Wade Davis mengangkat kasus zombie ini dalam sudut pandang ilmiah. Dia menerbitkan dua buku hasil penelitiannya yang berjudul The Serpent and the Rainbow (1985) dan Passage of Darkness: The Ethnobiology of the Haitian Zombie (1988).
Menurut hasil penelitiannya selam di Haiti, dia menemukan dua jenis ramuan obat yang mampu membuat seseorang menjadi seperti zombie. Ramuan obat ini jika dimasukkan dalam aliran darah akan membuat efeknya menjadi lebih cepat. Ramuan obat pertama yang dia sebut coup de poudre akan menyebabkan manusia mengalami keadaan seperti mati karena pengaruh tetrodotoksin. Racun yang menyerang saraf ini biasanya terkandung dalam ikan buntal dan ikan fugu. Manusia yang diberi Tetrodotoksin dalam dosis yang tepat ( kurang lebih 1 mg ) akan membuat manusia seperti mati dalam beberapa hari, namun di akan tetap sadar walaupun tubuhnya tidak dapat bergerak. Hanya dukun Voodoo yang berpengalamanlah yang dapat memberikan dosis setepat itu, karena kelebihan sedikit saja, orang diberi obat ini akan meninggal dunia.
Ramuan inilah yang diduga menyebabkan seseorang dianggap telah meninggal, karena seluruh tanda - tanda kehidupannya tidak tampak. Detak jantung dan denyut nadi terasa begitu lambat, bahkan hampir tidak dapat dirasakan. Karena inilah, pihak keluarga mengira anggota keluarganya itu telah meninggal, kemudian menguburnya tanpa tahu jika sebenarnya orang tersebut masih hidup.
Kemudian, sang dukun menggali kembali kuburan orang malang yang telah diduga meninggal itu. Sebelum orang yang seperti " mati suri " itu sadar dari kelumpuhannya, sang dukun memberikan ramuan kedua, yaitu sejenis obat dari tanaman genus Datura yang dikenal dengan nama rumput jimson. Obat ini bersifat halusinogen, sehingga orang yang meminumnya akan kehilangan semua ingatannya. Orang tersebut tidak ingat masa kecilnya, kehidupannya dahulu, bahkan dia tidak ingat siapa dirinya. Saya menyebutnya sindrom zombie. Orang yang telah mengalami sindrom zombie ini biasanya tampak seperti orang linglung. Jika tidak dipekerjakan lagi oleh tuannya, zombie ini akan berjalan tanpa arah dan tujuan karena mereka tidak memiliki pikiran yang normal lagi.
Meski begitu, sindrom ini dapat sembuh dengan sendirinya dan tidak menyebabkan efek permanen. Hanya saja, waktu penyembuhan itu tergantung dari masing - masing individu. Wade Davis mengisahkan seorang warga Haiti bernama Clairvius Narcisse yang mengaku pernah menjadi zombie. Namun kisahnya diragukan banyak pihak.Penjelasan Wade Davis sering ditanggapi orang secara skeptis dan kebenaran ceritanya sering menjadi sumber perdebatan.Akan tetapi warga Haiti tidak menyangkal keberadaan obat yang bisa membuat orang mengalami sindrom zombie itu.
Seperti apakah zombie dalam dunia nyata itu? inilah gambarnya!
Menyeramkan ?
Atau mungkin yang ini ?
Penutup
Dari kepercayaan supranatural,sains mempunyai penjelasan sendiri mengenai sindrom yang membuat manusia menjadi mirip zombie. Walaupun penjelasan Wade Davis menimbulkan banyak perdebatan, tapi penemuan ramuan obat yang digunakan oleh para dukun Voodoo itu dapat menjelaskan bagaimana seseorang dapat berubah menjadi zombie.
Dari kepercayaan supranatural,sains mempunyai penjelasan sendiri mengenai sindrom yang membuat manusia menjadi mirip zombie. Walaupun penjelasan Wade Davis menimbulkan banyak perdebatan, tapi penemuan ramuan obat yang digunakan oleh para dukun Voodoo itu dapat menjelaskan bagaimana seseorang dapat berubah menjadi zombie.
Pada intinya, zombie itu adalah orang yang masih HIDUP. Mereka hanya dimanipulasi oleh dukun Voodoo yang tidak bertanggung jawab dan hanya mengutamakan kepentingannya sendiri. Praktek ini kemungkinan masih dilakukan oleh dukun Voodoo di Afrika
No comments:
Post a Comment