Masyarakat berbondong-bondong datang ke pantai di kala senggang sebagai sarana melepas stress dan penat dari aktivitas sehari-hari. Sebut saja Kepulauan Seribu, Karimun Jawa, Bali, Raja Ampat, Wakatobi, dll.
Aktivitas melepas penat di pantai ini tidak lepas dari kegiatan seperti snorkeling, diving,
berenang atau hanya sekedar berjemur dan merendam kaki di pinggir
pantai. Dua aktivitas yang disebutkan pertama mungkin adalah aktivitas
yang saat ini sedang amat diminati oleh para wisatawan.
Bagi pemula, aktivitas seperti snorkeling dan diving
dianggap sebagai momen untuk berinteraksi lebih dekat dengan biota laut
seperti karang, ikan laut, dan populasi lain di dalamnya. Namun banyak
sekali pemula yang kurang bijak menggunakan kesempatan tersebut dengan
memegang, mengambil, atau merusak biota-biota di ekosistem laut tersebut
dengan tindakan yang tidak bertanggung jawab. Selain merusak keindahan
alam dan mengganggu aktivitas serta habitat biota laut tersebut,
tindakan tersebut juga dapat berdampak buruk untuk wisatawan itu
sendiri.
Beberapa biota laut memiliki defense mechanism
yang dapat berakibat buruk bagi manusia. Berikut akan dijelaskan
beberapa biota laut yang sering menyebabkan cedera atau bahkan kematian
bagi manusia.
1. Hiu
Boleh dibilang kasus serangan hiu di
Indonesia sangat jarang terjadi. Insidensinya tidak banyak. Namun hal
ini tidak menjadikan kita seseorang yang tidak tahu menahu mengenai
serangan hiu, bukan? Hiu termasuk hewan laut yang jarang menyerang
manusia. Hanya beberapa spesies yang diketahui suka menyerang manusia,
contohnya Great White Shark dan Tiger Shark. Gambaran
klinis dari serangan gigitan hiu ditandai dengan luka yang berat dan
luas, adanya amputasi jaringan, perdarahan, dan syok. Pengobatan yang
disarankan :
- Resusitasi1 ditempat
- Hentikan perdarahan
- Berikan Anti-Nyeri
- Tranfusi plasma atau cairan
- Jangan memberi apapun via mulut
- Rujuk ke rumah sakit terdekat
2. Sea Wasp (Ubur-ubur) – Chironex Fleckeri
Banyak orang yang menanggap ubur-ubur sebagai hewan laut yang menarik dan lucu.Tapi tidak untuk Chironex Fleckeri. Saran saya apabila anda berjumpa dengan spesies ini di laut, SEGERA MENJAUH DAN KELUAR DARI AIR. Ubur-ubur
yang satu ini didaulat sebagai ubur-ubur paling mematikan di
dunia.Sengatan spesies tersebut dapat menyebab rasa nyeri berkepanjangan
hingga kematian, baik yang disebabkan karena sengatan maupun karena
tenggelam. Pertolongan yang bisa diberikan :
- Singkirkan korban
- Tuangkan spiritus, alkohol, atau cuka pada luka
- Berikan Anti-nyeri
- Resusitasi
- Antitoksin
3. Kerang Beracun
Beberapa kerang yang sering ditemukan di pantai memiliki racun yang sangat berbahaya bagi manusia. Gejala yang ditimbulkan antara lain perasaan tebal dan tertusuk-tusuk, kelumpuhan pernapasan, dan gagal jantung. Pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan membuat sayatan di sekitar luka dan lakukan resusitasi.
4. Blue Ringed Octopus
Gurita ini bisa dikatakan sebagai gurita
paling cantik di dunia. Dengan ukuran 12-20 cm disertai corak lingkaran
berbentuk seperti cincin berwarna biru-kuning-hitam tidak diragukan lagi
apabila gurita ini dianggap cantik oleh para penyelam. Tapi tunggu
dulu! Gurita yang satu ini bukanlah teman bermain yang baik untuk
manusia.Sayang dengan kecantikannya, Blue Ringed Octopus
bukanlah sahabat yang baik bagi manusia.Gurita jenis ini merupakan
gurita paling beracun di dunia. Racun gurita ini berasal dari bakteri
yang terdapat di kelenjar ludahnya. Gejala yang timbul apabila keracunan
adalah kelumpuhan, makin parah dalam beberapa menit hingga menyebabkan
henti napas dan kematian. Pengobatan yang dapat dilakukan :
- Resusitasi
- Jangan sentuh langsung
- Lakukan insisi di daerah luka dengan terlebih dahulu menahan aliran darah dengan pengikatan
Anti-toksin untuk racun yang disebabkan Blue Ringed Octopus ini masih belum ditemukan.
5. Stone Fish (Synanceia)
Ikan ini memiliki kamuflase yang sempurna
di bawah laut.Dengan wujud menyerupai karang, banyak penyelam yang
tidak menyadari kehadiran ikan ini dan akhirnya menginjaknya.Ikan ini
mengeluarkan neurotoksin, racun yang menyerang sistem saraf, dari
ujung-ujung siripnya yang menyerupai jarum.Akibat yang dihasilkan
apabila terkena racunnya adalah nyeri hebat di sekitar luka, peradangan,
syok, gangguan pernapasan, koma, dan meninggal (jarang). Pengobatan
yang dapat dilakukan :
- Ikat bagian sekitar luka yang mendekati batang tubuh agar racun tidak menyebar ke seluruh tubuh
- Anastesi lokal
- Rendam dengan air panas (450C)
- Morfin (instruksi dokter)
- Anti Toksin (instruksi dokter)
- Jika diperlukan resusitasi
Pencegahan untuk menghindari tersengat ikan ini antara lain jangan memegang ikan ini dan gunakan alas kaki yang tebal.
6. Ular Laut
Termasuk golongan hewan yang pendiam dan
cenderung menghindari manusia di dalam air.Ular laut memiliki bisa yang
cukup berbahaya bagi manusia walau jarang menimbulkan kematian. Gejala
timbul dua puluh menit sampai beberapa jam setelah gigitan, ditandai
dengan kekakuan anggota tubuh, rasa sakit, kontraksi otot dan kelemahan,
kelumpuhan otot pernapasan, korban panik dan aktifitas menjadi tidak
wajar. Pengobatannya antara lain :
- Insisi di daerah luka
- Istirahat/ditenangkan
- Resusitasi
- Anti bisa
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menjauhi habitat ular laut mengenakan pakaian selam standar dan tidak panik.
7. Moray Eel
Belut yang satu ini bukan lah belut yang
anda ingin sajikan di atas piring ketika makan. Dengan ukuran yang jauh
lebih besar dari belut yang biasa kita makan menjadikan Moray Eel biota laut yang cukup berbahaya. Moray Eel
termasuk spesies yang pendiam dan bersembunyi di balik karang. Belut
ini menyerang hanya untuk mekanisme perlindungan.Gigitan belut ini bisa
membuat kita kehilangan jari, lho!
8. Sea Urchin (Bulu Babi)
Mendengar namanya saja mungkin anda akan
tertawa. Ya, Bulu Babi adalah salah satu biota laut yang musti kita
hindari. Duri-durinya memang terlihat cantik dan menawan. Tapi menyentuh
Bulu Babi tanpa alat pelindung bukanlah keputusan yang bijak! Walau
tidak mematikan dan bisa dikonsumsi (di beberapa negara dan daerah di
Indonesia), rasa sakit tertusuk duri Bulu Babi tak bisa dihindarkan.
Pengobatannya antara lain :
- Keluarkan duri dari kulit
- Siram dengan air panas
Masih ingat kejadian tewasnya Steve Irwin karena sengatan Stingray? Masih melekat di benak kita seorang Steve Irwin dengan kapasitasnya sebagai seorang wildlife expert terpaksa harus meregang nyawa akibat sengatan Stingray ini.
Stingray termasuk hewan yang tenang dan jarang mendekati manusia. Serangan Stingray
biasanya diakibatkan karena ulah manusia sendiri. Sengatan stingray
dapat menyebabkan nyeri, bengkak, kram otot, dan dapat menyebabkan
infeksi apabila luka dibiarkan terbuka. Sengatan Stingraytidak mematikan, kecuali terkena di bagian vital.
10. Scorpion Fish
Siapa yang tidak terpesona dengan keindahan dan keanggunan ikan ini dibawah air. Semua pasti mengangguk setuju. Scorpion Fish
hidup di laut tropis namun banyak juga dipelihara di dalam akuarium.
Terbesit untuk bermain-main dan memegang ikan ini? Sebaiknya anda
berpikir dua kali untuk melakukannya. Di sirip-sirip Scorpion Fish ini terdapat racun yang amat berbahaya bagi manusia. Racun ikan ini dapat menyebabkan :
- Nyeri dan bengkak di sekitar luka
- Perubahan tekanan darah
- Diare
- Mual dan muntah
- Kelumpuhan
- Kejang
- Gangguan napas
Pertolongan pertama yang dapat dilakukan
adalah mencuci luka kontak dengan air hangat. Berikan air dengan suhu
terpanas yang manusia dapat toleransi. Berikutnya? Bawa ke rumah sakit
terdekat !
….
Ya, pada akhirnya, baik kita hanya
sebatas wisatawan, pelaku hobi olahraga air, maupun profesional sekali
pun, kita patut menghormati kelestarian alam dan bertanggung jawab
dengan segala tindakan kita. Kita tidak ingin dikenang sebagai generasi
perusak alam, bukan ?
“Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung.”
Sedikit banyak pepatah tersebut bisa
kembali mengingatkan kita bahwa alam memiliki aturannya, bahwa alam
berproses secara rumit, dan bahwa alam menjunjung tinggi toleransi dan
kesinambungan. So, Respect!
— HONORING THE NATURE
AND
BUILDING BRIDGES BETWEEN SPECIES —
Referensi: Berbagai sumber
Donor organs are one step reduce organ trafficking. Organ donor, asking nothing in return is a noble deed and being able to help people suffering from organ failure
ReplyDeletesuksestoto