Di negara-negara berkembang dunia termasuk Indonesia, masih banyak masyarakat yang memasak dengan kayu bakar di dalam rumah. Tanpa disadari asap dari pembakaran tersebut telah menjadi bencana dan membunuh sekitar 2 juta orang per tahun.
Asap pembakaran dari memasak dengan kayu bakar tersebut telah membuat banyak anggota keluarga terpaksa menghirup gas beracun karbondioksida.
Data Clinton Global Initiative mencatat, asap dari memasak dengan kayu bakar di dalam rumah telah menyebabkan kematian pada 1,9 juta orang yang kebanyakan dialami perempuan dan anak-anak. Orang-orang ini tewas karena setiap hari selama bertahun-tahun menghirup asap dari kompor kayu di dalam rumah.
Asap dari hasil memasak dengan tungku kayu itu telah membuat gas beracun membumbung di dalam rumah. Gas ini telah menyebabkan penyakit pneumonia pada anak-anak, kanker paru-paru, bronkitis dan penyakit kardiovaskuler.
Sedangkan efek lain dari memasak dengan kayu bakar adalah ikut memberikan kontribusi terhadap perubahan iklim melalui emisi karbon dioksida dan metana yang dikeluarkan. Kedua gas ini merupakan faktor utama penyebab gas rumah kaca.
Untuk mencegah terjadinya bencana keracunan asap akibat memasak dengan kayu bakar, kini sejumlah aliansi global untuk penggunaan kompor yang lebih bersih (Global Alliance for Clean Cookstoves) berusaha menyediakan dana untuk pengadaan kompor bersih.
Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengumumkan rencananya untuk melawan bencana asap beracun dari memasak dengan kayu bakar yang diyakini telah membunuh dua juta orang tiap tahun itu.
“Cara memasak yang terlihat sederhana itu secara perlahan telah membunuh jutaan orang dan mencemari lingkungan,” kata Hillary dalam konferensi pers Clinton Global Initiative didirikan oleh suaminya, mantan presiden AS Bill Clinton seperti dilansir Reuters, Rabu (22/9/2010).
“Dengan menyediakan kompor yang sehat jutaan nyawa bisa diselamatkan. Ini seperti pertolongan kelambu atau vaksin untuk mencegah penyakit,” ujar Hillary.
Pemerintah AS dan aliansi global seperti United Nations Foundation, WHO, Morgan Stanley dan Shell akan berupaya mengumpulkan dana US$ 250 juta dalam 10 tahun ke depan.
Diharapkan sekitar 500 juta rumah tangga di seluruh dunia bisa menggunakan kompor yang lebih baik untuk memasak dan tidak berbahaya.
Rumah tangga tersebut nantinya bisa memasak lebih baik dengan teknologi sederhana dan harga terjangkau. Dengan kompor yang lebih efisien maka pembakaran bisa lebih baik dan mengurangi produksi asap
No comments:
Post a Comment