Sejarah Pembentukan Bumi
Sejarah
Pembentukan Bumi - Bumi merupakan tempat tinggal manusia hidup di alam
dunia, tempat dimana semua makhluk hidup melakukan makan, minum, ee dan
segalanya. Tapi sudah tahukah anda bagaimana proses pembentukan bumi itu
terjadi? Dalam sejarah pembentukan bumi, banyak terdapat teori yang
menggambarkan awal mula terbentuknya bumi, dari semuanya itu, teori
pembentukan bumi yang paling popular adalah teori big bang. Teori ini
menyatakan proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun
yang silam.
SEJARAH PROSES PEMBENTUKAN BUMI
a. Proses Alam Endogen
Tahukah
kamu bahwa bumi yang kita pijak ternyata berjalan-jalan dengan
kecepatan beberapa cm per tahun? Pergerakan tersebut tidak terasa oleh
kita. Namun, pergerakan tersebut menyebabkan perubahan relief muka bumi.
Pernahkah kamu melihat permukaan jalan yang amblas? Jalan amblas ialah
contoh adanya pergerakan dalam bumi. Pergerakan tersebut disebabkan oleh
tenaga yang berasal dari dalam bumi yang disebut tenaga endogen.
Dengan
demikian, di dalam bumi terdapat sumber energi. Dari manakah energi itu
berasal? Ternyata di dalam bumi terdapat sumber panas yang berasal dari
inti bumi.
Lapisan Inti : cairan kental
bersuhu di atas 4.500° C dan bertekanan tinggi, mengandung mineral
cairan Besi dan Nikel (disebut juga lapisan Nife).
Lapisan Astenosfer :
merupakan lapisan kedua yang melapisi lapisan inti dengan suhu antara
2.000-4.000° C dan tekanan terus menurun, mengandung mineral Silicium
dan
Magnesium (disebut juga lapisan Sima).
Lapisan Litosfer
: merupakan lapisan lebih kental dengan suhu < 2.000° C dan tekanan
terus turun. Lapisan ini disebut juga lapisan mantel bumi.
Kerak Bumi : padat dan keras, menempel pada mantel bumi, mengandung mineral Silicium dan Aluminium (disebut juga lapisan Sial)
Kita
telah mengetahui bahwa kulit bumi itu padat, dingin, dan terapung di
atas mantel bumi. Kerak bumi yang membentuk dasar samudera disebut
lempeng samudera. Kerak bumi yang membentuk dasar benua disebut lempeng
benua. Lempeng samudera dan lempeng benua terletak di atas lapisan
mantel. Kita juga telah belajar bahwa lapisan mantel mendapat pemanasan
terus-menerus dari lapisan Sima. Pemanasan ini menyebabkan terjadinya
gerakan cairan dengan arah vertikal (konveksi) pada lapisan mantel.
Akibatnya,
arus konveksi ini menumbuk kulit bumi yang terapung di atasnya. Karena
tumbukan lempeng samudera dan lempeng benua, salah satu lempeng akan
menujam ke bawah. Padahal, makin ke dalam suhu makin panas. Akibatnya,
bagian kulit bumi yang padat dan dingin yang menujam ke bawah akan
meleleh dan berubah menjadi magma serta mengeluarkan energi.
Karena
tumbukan terjadi terus-menerus, akan terkumpul tumpukan magma dan
tumpukan energi. Penumpukan ini akan menyebabkan terjadinya hal-hal
berikut:
(1) Tekanan ke atas dari magma, gerak lempeng, dan
energi yang terkumpul akan mampu menekan lapisan kulit bumi sehingga
terjadi perubahan letak atau pergeseran kulit bumi. Akibatnya, kulit
bumi bisa melengkung (disebut lipatan) atau patah (disebut patahan).
Gejala ini disebut
tektonisme.
(2)
Magma akan menerobos lempeng benua di atasnya melalui celah atau retakan
atau patahan dan terbentuklah gunung api. Gejala ini disebut
vulkanisme.
(3) Bila tumpukan energi di daerah
penujaman demikian besar, energi tersebut akan mampu menggoyang atau
menggetarkan lempeng benua dan lempeng samudera di sekitarnya. Goyangan
atau getaran ini disebut gempa bumi. Gejala ini disebut seisme.
b. Proses Alam Eksogen
Tenaga
eksogen ialah tenaga yang berasal dari luar bumi yang berpengaruh
terhadap permukaan bumi. Tenaga eksogen dapat menyebabkan relief
permukaan bumi berubah. Proses perubahan muka bumi dapat berlangsung
secara mekanis, biologis, maupun secara kimiawi. Tenaga eksogen ini
menyebabkan terjadinya pelapukan, erosi, gerak massa batuan, dan
sedimentasi yang bersifat merusak bentuk permukaan bumi Bumi tempat
segenap makhluk hidup termasuk manusia telah terbentuk
kira-kira
4.600 000.000 tahun lalu bersamaan dengan planet-planet lain yang
membentuk tata surya dengan matahari sebagai pusatnya. Sejarah kehidupan
di bumi baru dimulai sekitar 3.500.000.000 tahun lalu dengan munculnya
micro-organisma sederhana yaitu bakteri dan ganggang. Kemudian pada
1.000.000.000 tahun lalu baru muncul organisme bersel banyak. Pada
sekitar 540.000.000 tahun lalu secara bertahap kehidupan yang lebih
komplek mulai berevolusi.
Perkembangan perubahan tetumbuhan
diawali oleh Pteridofita (tumbuhan paku), Gimnosperma (tumbuhan
berujung) dan terakhir Angiosperma (tumbuhan berbunga). Sedangkan
perkembangan dan perubahan hewan dimulai dari invertebrata, ikan,
amfibia, reptilia, burung dan terakhir mamalia, kemudian terakhir kali
muncul manusia. Kalau dalam ilmu sejarah kita mengenal jaman-jaman
dengan nama-nama khususnya. Misal Jaman Batu, Jaman Majapahit, Terus ada
yang membagi lagi dengan Kala, Masa dan sebagainya. Dalam ilmu geologi
juga mirip. Ada yg disebut “jaman“, “kala“, “periode†dan
sebagainya
Berikut adalah teori-teori asal usul pembentukan bumi seperti yang dikutip Wikipedia.
1. Teori Kant
2. Teori Buffon
3. Teori Laplace
4. Teori Planetisimal Hypothesis
5. Teori Tidal
6. Teori Weizsaecker
7. Teori Kuiper
8. Teori Whipple
Teori Kant
Pada
tahun 1755, seorang filosof Jerman yang bernama Immanuel Kant
mengemukakan tata surya yang terdiri atas matahari, bumi, bulan, planet,
serta asteroida pada mulanya berbentuk nebula atau kumpulan bintang
yang menyerupai awan atau gas dengan massa yang berat. Melalui proses
pendinginan, nebula tersebut berubah menjadi bumi, bulan, matahari, dan
planet – planet.
Teori Buffon
Pada
waktu yang hampir bersamaan muncul teori dari ahli ilmu alam Perancis
George Louis Leelere Comte de Buffon. Beliau mengemukakan bahwa dahulu
kala terjadi tumbukan antara matahari dengan sebuah komet yang
menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa yang
terpental ini menjadi planet.
Teori Laplace
Seorang
ahli Matematika dan astronomi Perancis Pierre Simon Marquis de Laplace
1796 mengemukakan bumi terbentuk dari gugusan gas panas yang berputar
pada sumbunya, kemudian terbentuk cincin – cincin. Sebagian cincin gas
tersebut, terlempar ke luar dan tetap terus berputar. Cincin gas yang
berputar akan mengalami pendinginan, sehingga terbentuklah gumpalan –
gumpalan bola yang menjadi planet – planet, termasuk bumi.
Teori Planetisimal Hypothesis
Pada
awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika
bersama rekannya T.C Chamberlain, seorang ahli geologi, mengemukakan
teori Planetisimal Hypothesis, yang mengatakan matahari terdiri dari
massa gas bermassa besar sekali, pada suatu saat didekati oleh sebuah
bintang lain yang melintas dengan kecepatan tinggi di dekat matahari.
Pada waktu bintang melintas di dekat matahari dan jarak keduanya relatif
dekat, maka sebagian massa gas matahari ada yang tertarik ke luar
akibat adanya gravitasi dari bintang yang melintas tersebut. Sebagian
dari massa gas yang tertarik ke luar ada yang pada lintasan bintang dan
sebagian lagi ada yang berputar mengelilingi matahari karena gravitasi
matahari. Setelah bintang melintas berlalu, massa gas yang berputar
mengelilingi matahari menjadi dingin dan terbentuklah cincin yang lama
kelamaan menjadi padat dan di sebut planetisimal. Beberapa planetisimal
yang terbentuk akan saling tarik – menarik bergabung menjadi satu dan
pada akhirnya membentuk planet, termasuk bumi.
Teori Tidal
Dua
orang ilmuwan Inggris, James Jeans dan Harold Jeffreys, pada tahun 1918
mengemukakan teori tidal. Mereka mengatakan pada saat bintang melintas
di dekat matahari, sebagian massa matahari tertarik ke luar sehingga
membentuk semacam cerutu. Bagian yang membentuk cerutu ini akan
mengalami pendinginan dan membentuk planet – planet, yaitu merkurius,
venus, bumi, mars, yupiter, saturnus, uranus, plato.
Teori Weizsaecker
Pada
tahun 1940, C.Von Weizsaecker, seorang ahli astronomi Jerman
mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas matahari yang
dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian besar massa kabut gas ini
terdiri atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena panas
matahari yang sangat tinggi, maka unsur ringan tersebut menguap ke
angkasa tata surya, sedangkan unsur yang lebih berat tertinggal dan
menggumpal. Gumpalan ini akan menarik unsur – unsur lain yang ada di
angkasa tata surya dan selanjutnya berevolusi membentuk palnet –
planet, termasuk bumi.
Teori Kuiper
Gerald
P.Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya ada nabula besar berbentuk
piringan cakram. Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan massa
gas yang berputar mengelilingi promatahari adalah protoplanet. Dalam
teorinya, beliau juga memasukkan unsur – unsur ringan, yaitu hidrogen
dan helium. Pusat piringan yang merupakan protomatahari menjadi sangat
panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan tersebut
menguap dan malia menggumpal menjadi planet – planet.
Teori Whipple
Fred
L.Whipple, seorang ahli astronom Amerika mengemukakan pada mulanya tata
surya terdiri dari gas dan kabut debu kosmis yang berotasi membentuk
semacam piringan. Debu dan gas yang berotasi menyebabkan terjadinya
pemekatan massa dan akhirnya menggumpal menjadi padat, sedangkan
kabutnya hilang menguap ke angkasa. Gumpalan yang padat saling
bertabrakan dan kemudian membentuk planet – planet.
Bumi terbentuk berdasarkan masa atau Jaman-jaman Pembentukan Bumi.
• Zaman Pra-Kambrium
• Jaman Kambrium
• Jaman Ordovisium
• Jaman Silur
• Jaman Devon
• Jaman Karbon
• Jaman Perm
• Jaman Trias
• Jaman Jura
• Jaman Kapur
• Jaman Tersier
• Jaman Kuarter
Jaman Pra Kambrium
1. Masa Arkeozoikum (4,5 – 2,5 milyar tahun lalu)
Arkeozpoikum
artinya Masa Kehidupan Purba. Masa Arkeozoikum (Arkean) merupakan masa
awal pembentukan batuan kerak bumi yang kemudian berkembang menjadi
protokontinen. Batuan masa ini ditemukan di beberapa bagian dunia yang
lazim disebut kraton/perisai benua.
Coba perhatikan, masa ini
adalah masa pembentukan kerakbumi. Jadi kerakbumi terbentuk setelah
pendinginan bagian tepi dari “balon bumi†(bakal calon bumi). Plate
tectonic / Lempeng tektonik yang menyebabkan gempa itu terbentuk pada
masa ini. Lingkungan hidup mas itu tentunya mirip dengan lingkungan
disekitar mata-air panas. Batuan tertua tercatat berumur kira-kira
3.800.000.000 tahun. Masa ini juga merupakan awal terbentuknya Indrosfer
dan Atmosfer serta awal muncul kehidupan primitif di dalam samudera
berupa mikro-organisma (bakteri dan ganggang). Fosil tertua yang telah
ditemukan adalah fosil Stromatolit dan Cyanobacteria dengan umur
kira-kira 3.500.000.000 tahun.
2. Masa Proterozoikum (2,5 milyar – 290 juta tahun lalu)
Proterozoikum
artinya masa kehidupan awal. Masa Proterozoikum merupakan awal
terbentuknya hidrosfer dan atmosfer. Pada masa ini kehidupan mulai
berkembang dari organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak
(enkaryotes dan prokaryotes).
Menjelang akhir masa ini
organisme lebih kompleks, jenis invertebrata bertubuh lunak seperti
ubur-ubur, cacing dan koral mulai muncul di laut-laut dangkal, yang
bukti-buktinya dijumpai sebagai fosil sejati pertama.
Jaman Kambrium (590-500 juta tahun lalu)
Kambrium
berasal dari kata “Cambria†nama latin untuk daerah Wales di
Inggeris sana, dimana batuan berumur kambrium pertama kali dipelajari.
Banyak hewan invertebrata mulai muncul pada zaman Kambrium. Hampir
seluruh kehidupan berada di lautan. Hewan zaman ini mempunyai kerangka
luar dan cangkang sebagai pelindung.
Fosil yang umum dijumpai
dan penyebarannya luas adalah, Alga, Cacing, Sepon, Koral, Moluska,
Ekinodermata, Brakiopoda dan Artropoda (Trilobit). Sebuah daratan yang
disebut Gondwana (sebelumnya pannotia) merupakan cikal bakal Antartika,
Afrika, India, Australia, sebagian Asia dan Amerika Selatan. Sedangkan
Eropa, Amerika Utara, dan Tanah Hijau masih berupa benua-benua kecil
yang terpisah.
Jaman Ordovisium (500 – 440 juta tahun lalu)
Zaman
Ordovisium dicirikan oleh munculnya ikan tanpa rahang (hewan bertulang
belakang paling tua) dan beberapa hewan bertulang belakang yang muncul
pertama kali seperti Tetrakoral, Graptolit, Ekinoid (Landak Laut),
Asteroid (Bintang Laut), Krinoid (Lili Laut) dan Bryozona.
Koral
dan Alaga berkembang membentuk karang, dimana trilobit dan Brakiopoda
mencari mangsa. Graptolit dan Trilobit melimpah, sedangkan Ekinodermata
dan Brakiopoda mulai menyebar. Meluapnya Samudra dari Zaman Es merupakan
bagian peristiwa dari zaman ini. Gondwana dan benua-benua lainnya mulai
menutup celah samudera yang berada di antaranya.
Jaman Silur (440 – 410 juta tahun lalu)
Zaman
silur merupakan waktu peralihan kehidupan dari air ke darat. Tumbuhan
darat mulai muncul pertama kalinya termasuk Pteridofita (tumbuhan paku).
Sedangkan Kalajengking raksasa (Eurypterid) hidup berburu di dalam
laut. Ikan berahang mulai muncul pada zaman ini danbanyak ikan mempunyai
perisai tulang sebagai pelindung. Selama zaman Silur, deretan
pegunungan mulai terbentuk melintasi Skandinavia, Skotlandia dan Pantai
Amerika Utara
Jaman Devon (410-360 juta tahun lalu)
Zaman
Devon merupakan zaman perkembangan besar-besaran jenis ikan dan
tumbuhan darat. Ikan berahang dan ikan hiu semakin aktif sebagai
pemangsa di dalam lautan. Serbuan ke daratan masih terus berlanjut
selama zaman ini. Hewan Amfibi berkembang dan beranjak menuju daratan.
Tumbuhan darat semakin umum dan muncul serangga untuk pertama kalinya.
Samudera
menyempit sementara, benua Gondwana menutupi Eropa, Amerika Utara dan Tanah Hijau (Green Land)
Jaman Karbon (360 – 290 juta tahun lalu)
Reptilia
muncul pertama kalinya dan dapat meletakkan telurnya di luar air.
Serangga raksasa muncul dan ampibi meningkat dalam jumlahnya. Pohon
pertama muncul, jamur Klab, tumbuhan ferm dan paku ekor kuda tumbuh di
rawa-rawa pembentuk batubara. Pada zaman ini benua-benua di muka bumi
menyatu membentuk satu masa daratan yang disebut Pangea, mengalami
perubahan
lingkungan untuk berbagai bentuk kehidupan. Di belahan bumi utara,
iklim tropis menghasilkan secara besar-besaran, rawa-rawa yang berisi
dan sekarang tersimpan sebagai batubara.
Jaman Perm (290 -250 juta tahun lalu)
“Permâ€
adalah nama sebuah propinsi tua di dekat pegunungan Ural, Rusia.
Reptilia meningkat dan serangga modern muncul, begitu juga tumbuhan
konifer dan Grikgo primitif. Hewan Ampibi menjadi kurang begitu
berperan. Zaman perm diakhiri dengan kepunahan micsa dalam skala besar,
Tribolit, banyak koral dan ikan menjadi punah. Benua Pangea bergabung
bersama dan bergerak sebagai satu massa daratan, Lapisan es menutup
Amerika Selatan, Antartika, Australia dan Afrika, membendung air dan
menurunkan muka air laut. Iklim yang kering dengan kondisi gurun pasir
mulai terbentuk di bagian utara bumi
Jaman Trias (250-210 juta tahun lalu)
Gastropoda
dan Bivalvia meningkat jumlahnya, sementara amonit menjadi umum.
Dinosaurus dan reptilia laut berukuran besar mulai muncul pertama
kalinya selama zaman ini. Reptilia menyerupai mamalia pemakan daging
yang disebut Cynodont mulai berkembang. Mamalia pertamapun mulai muncul
saat ini. Dan ada banyak jenis reptilia yang hidup di air, termasuk
penyu dan kura-kura. Tumbuhan sikada mirip palem berkembang dan Konifer
menyebar. Benua Pangea bergerak ke utara dan gurun terbentuk. Lembaran
es di bagian selatan mencair dan celah-celah mulai terbentuk di Pangea
Jaman Jura (210-140 juta tahun lalu)
Pada
zaman ini, Amonit dan Belemnit sangat umum. Reptilia meningkat
jumlahnya. Dinosaurus menguasai daratan, Ichtiyosaurus berburu di dalam
lautan dan Pterosaurus merajai angkasa. Banyak dinosaurus tumbuh dalam
ukuran yang luar biasa. Burung sejati pertama (Archeopterya) berevolusi
dan banyak jenis buaya berkembang. Tumbuhan Konifer menjadi umum,
sementara Bennefit dan Sequola melimpah pada waktu ini. Pangea terpecah
dimana Amerika Utara memisahkan diri dari Afrika sedangkan Amerika
Selatan melepaskan diri dari Antartika dan Australia. Jaman ini
merupakan jaman yang paling menarik anak-anak setelah difilmkannya
Jurrasic Park
Jaman Kapur (140-65 juta tahun lalu)
Banyak
dinosaurus raksasa dan reptilia terbang hidup pada zaman ini. Mamalia
berari-ari muncul pertama kalinya. Pada akhir zaman ini Dinosaurus,
Ichtiyosaurus, Pterosaurus, Plesiosaurus, Amonit dan Belemnit punah.
Mamalia dan tumbuhan berbunga mulai berkembang menjadi banyak bentuk
yang berlainan. Iklim sedang mulai muncul. India terlepas jauh dari
Afrika menuju Asia. Jaman ini adalah jaman akhir dari kehidupan
biantang-binatang raksasa.
Jaman Tersier (65 – 1,7 juta tahun lalu)
Pada
zaman tersier terjadi perkembangan jenis kehidupan seperti munculnya
primata dan burung tak bergigi berukuran besar yang menyerupai burung
unta, sedangkan fauna laut sepert ikan, moluska dan echinodermata sangat
mirip dengan fauna laut yang hidup sekarang. Tumbuhan berbunga pada
zaman Tersier terus berevolusi menghasilkan banyak variasi tumbuhan,
seperti semak belukar, tumbuhan merambat dan rumput. Pada zaman Tersier
– Kuarter, pemunculan dan kepunahan hewan dan tumbuhan saling berganti
seiring dengan perubahan cuaca secara global
Jaman Kuarter (1,7 juta tahun lalu – sekarang)
Zaman
Kuarter terdiri dari kala Plistosen dan Kala Holosen. Kala Plistosen
mulai sekitar 1,8 juta tahun yang lalu dan berakhir pada 10.000 tahun
yang lalu. Kemudian diikuti oleh Kala Holosen yang berlangsung sampai
sekarang. Pada Kala Plistosen paling sedikit terjadi 5 kali jaman es
(jaman glasial). Pada jaman glasial sebagian besar Eropa, Amerika utara
dan Asia bagian utara ditutupi es, begitu pula Pegunungan Alpen,
Pegunungan Cherpatia dan Pegunungan Himalaya Di antara 4 jaman es ini
terdapat jaman Intra Glasial, dimana iklim bumi lebih hangat. Manusia
purba jawa (Homo erectus yang dulu disebut Pithecanthropus erectus)
muncul pada Kala Plistosen. Manusia Modern yang mempunyai peradaban baru
muncul pada Kala Holosen. Flora dan fauna yang hidup pada Kala
Plistosen sangat mirip dengan flora dan fauna yang hidup sekarang
http://duniabaca.com/teori-pembentukan-bumi.html
http://duniabaca.com/jaman-jaman-sejarah-pembentukan-bumi.html
No comments:
Post a Comment