Tips menumbuhkan kecintaan anak pada buku dan
dunia bacaan.
Siapa yang tak senang
memiliki anak gemar membaca?
Anak seperti ini akan
lebih sukses dalam mencari
pengetahuan demi masa
depannya. Namun kenyatannya,
lebih banyak anak yang
bend untuk membaca. Lebih sedikit
lagi yang kutu buku.
Kondisi ini belum terpecahkan karena
orang tua tak mengerti
duduk permasalahannya. Ikutalah
bahasan berikut.
Buku di mana-mana
Buatlah sebuah
perpustakaan di rumah, walau hanya satu
sudut kecil saja. Kunci
utama pengenalan anak kepada buku
adalah besamya frekuensi
'pertemuannya yang
menyenangkan' dengan
buku.'Syukursyukur jika banyak buku
menarik yang anda sediakan
khusus untuk anak-anak.
Ijinkanlah mereka untuk
selalu bersama-sama dengan buku.
Membaca santai di ruang
keluarga, di teras, di ruang tidur,
ruang makan hingga di WC.
Biasakanlah di mana-mana
mereka melihat buku.
Jangan memasung anak dengan hanya
memperbolehkan mereka
membaca. di ruang perpustakaan
saia, dengan posisi duduk
yang tegak saja, atau di jam-jam
tertentu saia. Dalam
keadaan seperti ini anak tak bisa
menikmati buku yang dibacanya.
Sebaliknya, anak
membutuhkan suasana santai untuk bisa
menumbuhkan rasa nikmat
kala membca tadi. Tentu saja,
akhimya diperlukan -kerja
ekstra orang tua untuk merapikan
buku-buku itu kembali di
saat yang ditentukan.
Akan membantu pula jika
mengenalkan keasyikan membaca
lewat keaktifan orang tua
dalam mendongeng.
Jadilah Orang Tua Pembaca
Ketika melihat orang
tuanya begitu serius dan antusias
membaca, anak akan
penasaran, dan terffmxivasi untuk
meniru perbuatan orang
tuanya. Bermula dari motivasi inilah
maka anak akan mudah untuk
menemukan kenikmatan dalam
membaca. Sebuah keuntungan
bagi orang tua, adalah karena
karakter anak yang suka
meniru, maka or-ang tua tak perlu
repotrepot memberi
pengertian. Anak akan meniru dengan
sendirinya.
Bermula darl Komik
Sebagai langkah awal,
harus dicarikan buku yang paling
menarik bagi anak. Untuk
usia balita, sekarang banyak
tersedia buku cerita
menarik bukan hanya dari segi cerita dan
gambamya saia, tetapi juga
dari penampilan dan
kreatifitasnya.
Buku dengan cover (halaman
depan) terbuat dari kardus tebal
yang tak mudah rusak, tak
mudah robek, tahan kering dan
mudah dihapus jika
tercoret Ada pula buku pop-up, sebuah
jenis buku yang gambar-gambar
di dalamnya bisa dibuka menjadi bentuk tiga dimensi, bisa digerak-gerakkan, dan
ditutup kembali. Ada buku
khusus menemani balita mandi
yang tahan air, buku
cerita binatang dengan bulu aslinya,
buku yang becermin, dan
masih banyak buku kreatif lain.
Atau anak. tertarik pada
komik ? Bagi kebanyakan orang
dewasa, komik anak-anak.
seakan bukan bahan bacaan yang
balk. Tetapi sesungguhnya
komik sangat membantu anak
mengawali kecintaannya
kepada buku. Banyaknya gambar
dengan bahasa yang pendek
dan ringan pas dengan
kemampuan anak di tahap
awal yang belum terbiasa
membaca kalimat-kalimat
padat dan lengkap. jadi, biarkan
anak. anda mencandu komik
di usia 6 tahun. Berikutnya,
sesuai perkembangan
usianya, kembangkanlah emampuan
mmbaca mereka pada
buku-buku lain yang lebih balk dan
lebih sulit bobot
bacaannya. Tahapan kemampuan baca anak
ini akan diuraikan dalam tulisan berikutnya.
Hindarkan dari TV
Televisi adalah musuh
besar bagi anak-aank. Tayangannya
yang hanya menitikberatkan
pada gambar dan suara, dan
hanya menuliskan sepatah
atau dua patah kata, justru
membuat anak malas
membaca. Gambamya yang begitu
cepat bergerak dan
berganti, membuat anak tak terbiasa
berkonsentrasi. Padahal
untuk menikmati bacaan butuh
konsentrasi. Wama-waminya
yang begitu semarak sangat
menarik, menyaingi kondisi
banyak buku anak-aank yang
suram dan membosankan.
Apalagi buku pelajaran sekolah
dengan kertas yang buruk dan tanpa gambar.
Untuk menjadi kutu buku
temyata perlu melewati
banyak tahapan dan butuh
waktu lama.
Membiasakan anak untuk
membaca tidak bisa dicapai hanya
dalam waktu beberapa hari,
atau satu dua minggu saja. Orang
tua harus ekstra sabar
karena upaya pembiasan ini bisa
makan waktu
berbulan-bulan, bahkan mungkin bertahuntahun.
Bagi anak balita, maupun
usia sekolah, bisa dilakukan
peran aktif orang tua
memfasilitasi upaya pembiasaan ini,
yang umumnya melalui
beberapa tahapan, sepe!-ti ditulis
Mary Leonhart dalam
bukunya, Parents Who Love Reading,
Kids Who Don't.
Tahap Rertama:
Membolak-balik Buku dan Majalah
Jangan kecewa, jika
anak-anak anda hanya membuka-buka
saja buku-buku yang telah
anda beli dengan harga tinggi.
Mungkin hanya
judul-judulnya saja yang mereka baca, dan
gambar-gambamya saja yang
mereka amati. Bagi mereka
yang belum terbiasa
membaca, ini adalah sebuah awal yang
baik, dan harus segera
direspon oleh orang tua.
Biarkan anak asyik dengan
kegiatannya membolak-balik buku
berulang-ulang, hingga.
nampak mereka begitu asyik. Buku
yang nampak semakin kumal
adalah tanda awal keberhasilan
tahap ini.
Tahap Kedua : Membaca Komik,
Majalah dan Koran
Bacaan jenis komik adalah
jembatan menuju buku selanjutnya
yang lebih berkualitas.
Karena untuk mencema bacaan bukan
hal yang mudah, anak perlu
membiasakan mencema kalimatkalimat
pendek dengan banyak
gambar terfebih dulu. Selain
itu ceritanya yang
pendek-pendek tidak membuat bosan atau
memberatkan anak yang
belum suka membaca.
Keuntungan lain, adalah
bahwa komik dan majalah memiliki
banyak seri. Sekali anak
tertarik pada satu jenis komik,
Doraemon misalnya, ia akan
sangat ingin mengoleksi semua
komik tokoh ini yang
selanjutnya. Itu berarti ia akan membaca
puluhan komik lagi! Dan
biarkan mereka mengoleksi
sebanyak-banyaknya komik
dan majalah kesukaan mereka!
Tahap Ketiga : Buku Pertama
Tiba saatnya melangkah
menuju sebuah buku. Orang bisa
mencarilkan buku teringan
dari kemampuan baca
anak. Untuk anak usia. di
bawah tujuh tahun, buku dengan
banyak gambar cukup banyak
tersedia. Untuk usia
selanjutnya, pilihkan buku
cerita yang 'ringan', tidak terlalu
paniang ceritanya, tetapi
tetap tidak terkesan kekanakkanakan.
Mereka yang suka komik
fiksi perlu dicarikan buku cerita fiksi.
Yang suka majalah akan
lebih tepat jika dibelikan buku
pertama yang bertema non-fiksi atau berbau
pengetahuan.
Tahap Keempat : Bacaan
Tertentu
Pada tahapan ini, sudah
muncul keasyikan tersendiri terhadap
jenis bacaan tertentu, dan
anak-anak itu bangga terhadap
hobi barunya itu. Orang
tua kerap
jengkel dengan kefanatikan
anak terhadap buku pertamanya
itu. Asal tahu saja,
sebenamya tahapan ini wajar dan
menggembirakan, sehingga
tak ada yang perlu dikhawatirkan.
Tahap Kellma : Pengembangan
Ketika anak sudah membaca
puluhan buku dalam satu seri,
atau hanya yang bertema
fiksi saja, misainya, tiba saatnya
untuk mengembangkan ke
arah buku bertema non-fiksi.
Tawarkan buku-buku cerita
dengan variasi judul baru, dan
dengan variasi tema. Upaya
ini belum tentu berhasil dengan
cepat. Mungkin anak anda
masih perlu waktu bertahun-tahun
untuk memuaskan
keinginannya membaca kisah-kisah fiksa
atau khayal. Tetapi
yakinlah, satu saat kelak pasti ada juga
tumbuh keinginannya untuk mencoba jenis
bacaan lain.
Tahap Keenam: Bacaan yang
Lebih Was
Akhimya, akan tiba saatnya
anak mulai membaca buku jenis
lain dari yang biasanya ia
baca. jika tiba saat ini, orang tua
harus segera 'menangkap' momen
ini
dengan memberikan
fasilitas sebesar-besamya agar anak
bisa mengenal lebih banyak variasi buku
lainnya.
Tahap Ketujuh: Mencari Buku
Sendiri
Adalah sangat
menggembirakan ketika kini anakanak telah
berinisiatif untuk mencari
sendiri buku-buku yang ingin mereka
baca. Motivasi telah
tumbuh dan perlu terus didukung. Berilah
fasilitas, dengan
mengantar mereka ke toko buku dan
perpustakaan untuk memilih
bukunya sendiri.
Tahap Kutu Buku Abadi
Segalanya menjadi lebih
mudah ketika anak sudah tak
terpisahkan dari
buku-bukunya. Mereka tertarik untuk mengisi
waktu luangnya dengan
membaca, dan lebih suka tenggelam
dalam bukunya dari pada
menonton hingar-bingamya televisi.
Dalam keadan ini, anda
akan lebih mudah mengaiak anak
menyukai buku-buku
pelajaran mereka, walau buku-buku itu
tak menarik, karena mereka telah terbiasa
membaca.